5 Tradisi Unik Menyambut Lebaran di Indonesia, Nomor 3 Ciptakan Keharmonisan dan Toleransi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tradisi unik menyambut lebaran di Indonesia sebetulnya banyak. Namun hanya beberapa saja yang menarik untuk diulas dan patut diapresiasi karena sukses menciptakan harmonisasi dan toleransi beragama.
Sebagaimana diketahui, Indonesia sebagai negara yang terdiri dari beragam suku bangsa, memiliki berbagai tradisi unik untuk menyambut datangnya Lebaran.
Keunikan dari tradisi-tradisi di beberapa daerah ini, cukup menarik untuk dibahas. Lantas, apa saja tradisi unik menjelang lebaran yang ada di Indonesia? berikut adalah ulasan selengkapnya.
Tradisi ini biasanya mereka lakukan setelah takbir dikumandangkan di pagi hari, pada hari pertama Lebaran. Anak-anak usia enam tahun sampai Sekolah Dasar akan bersilaturahmi, dengan cara mendatangi rumah-rumah para tetangga secara beramai-ramai dan dilakukan secara cepat.
Uniknya, anak-anak itu tidak akan masuk ke dalam rumah yang dikunjungi melainkan hanya berdiri di depan teras sambil menunggu pernak-pernik yang diberikan oleh tuan rumah, tanpa paksaan atau syarat. Biasanya anak-anak ini akan membawa kantong plastik yang digunakan untuk membawa pernak-pernik tersebut.
Tradisi ini berasal dari Morella, Kabupaten Maluku Tengah, dan telah berlangsung sejak tahun 1646, yang dilaksanakan setiap tujuh hari setelah Lebaran. Dalam tradisi ini para peserta akan saling memukul menggunakan sapu lidi hingga badan mereka terluka. Para pemuda yang ikut serta akan dibagi dalam dua kelompok atau regu, dengan jumlah tiap regu minimal 10 orang.
Para peserta Pukul Manyapu biasanya menggunakan celana pendek, bertelanjang dada, dengan pengikat kepala berwarna merah yang melingkar di kepala, biasa disebut dengan "kain berang".
Di Bali ada tradisi Ngejot, memberikan makanan rumahan kepada tetangga sekitar tanpa memandang agama yang dianut. Perwujudan tradisi budaya ngejot, menciptakan keharmonisan dan toleransi antar umat beragama yang ada di Bali.
Tradisi ini biasanya dilakukan para pria pada hari ke enam Lebaran. Tujuan dari dilakukannya tradisi ini, adalah untuk mempererat hubungan antar umat beragama di Lombok.
Sebelum memulai perang Topat atau perang ketupat, warga terlebih dahulu mengarak hasil bumi mengelilingi kampung. Para peserta percaya dengan melempar ketupat, keinginan dan harapan mereka dapat terkabul.
Sejak tiga hari sebelum Idul Fitri atau lebaran hiasan lampu minyak akan dipasang oleh warga Muslim Gorontalo. Lampu lampu yang terpasang inilah yang akan menyemarakkan suasana Lebaran.
Uniknya lagi, lampu hias yang dipasang setiap rumah mengikuti jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Tradisi menghias rumah dengan lampu minyak, diketahui sudah dilakukan sejak abad ke-15 hingga sekarang.
Sebagaimana diketahui, Indonesia sebagai negara yang terdiri dari beragam suku bangsa, memiliki berbagai tradisi unik untuk menyambut datangnya Lebaran.
Keunikan dari tradisi-tradisi di beberapa daerah ini, cukup menarik untuk dibahas. Lantas, apa saja tradisi unik menjelang lebaran yang ada di Indonesia? berikut adalah ulasan selengkapnya.
1. Tradisi Nyembah Belari - Bintan
Anak-anak di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau memiliki tradisi unik dalam menyambut Lebaran, yang dinamakan dengan tradisi Nyembah Belari.Tradisi ini biasanya mereka lakukan setelah takbir dikumandangkan di pagi hari, pada hari pertama Lebaran. Anak-anak usia enam tahun sampai Sekolah Dasar akan bersilaturahmi, dengan cara mendatangi rumah-rumah para tetangga secara beramai-ramai dan dilakukan secara cepat.
Uniknya, anak-anak itu tidak akan masuk ke dalam rumah yang dikunjungi melainkan hanya berdiri di depan teras sambil menunggu pernak-pernik yang diberikan oleh tuan rumah, tanpa paksaan atau syarat. Biasanya anak-anak ini akan membawa kantong plastik yang digunakan untuk membawa pernak-pernik tersebut.
2. Tradisi Pukul Manyapu - Maluku
Tak kalah menarik dan unik dari tradisi Nyembah Belari, masyarakat Maluku punya tradisi ekstrim yang dikenal dengan 'pukul manyapu', atau pukul sapu.Tradisi ini berasal dari Morella, Kabupaten Maluku Tengah, dan telah berlangsung sejak tahun 1646, yang dilaksanakan setiap tujuh hari setelah Lebaran. Dalam tradisi ini para peserta akan saling memukul menggunakan sapu lidi hingga badan mereka terluka. Para pemuda yang ikut serta akan dibagi dalam dua kelompok atau regu, dengan jumlah tiap regu minimal 10 orang.
Para peserta Pukul Manyapu biasanya menggunakan celana pendek, bertelanjang dada, dengan pengikat kepala berwarna merah yang melingkar di kepala, biasa disebut dengan "kain berang".
3. Ngejot - Bali
Meskipun masyarakat muslim di Bali, tak begitu mendominasi. Namun, suasana Lebaran atau Idul Fitri di pulau Dewata tetap bisa dirasakan.Di Bali ada tradisi Ngejot, memberikan makanan rumahan kepada tetangga sekitar tanpa memandang agama yang dianut. Perwujudan tradisi budaya ngejot, menciptakan keharmonisan dan toleransi antar umat beragama yang ada di Bali.
4. Perang Topat - Lombok
Lombok juga memiliki tradisi Lebaran yang tak kalah unik, yang dikenal dengan nama Perang Topat yang dilakukan oleh suku Sasak.Tradisi ini biasanya dilakukan para pria pada hari ke enam Lebaran. Tujuan dari dilakukannya tradisi ini, adalah untuk mempererat hubungan antar umat beragama di Lombok.
Sebelum memulai perang Topat atau perang ketupat, warga terlebih dahulu mengarak hasil bumi mengelilingi kampung. Para peserta percaya dengan melempar ketupat, keinginan dan harapan mereka dapat terkabul.
5. Tumbilotohe - Gorontalo
Tradisi Tumbilotohe, mungkin menjadi tradisi yang paling ditunggu-tunggu saat Lebaran.Sejak tiga hari sebelum Idul Fitri atau lebaran hiasan lampu minyak akan dipasang oleh warga Muslim Gorontalo. Lampu lampu yang terpasang inilah yang akan menyemarakkan suasana Lebaran.
Uniknya lagi, lampu hias yang dipasang setiap rumah mengikuti jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Tradisi menghias rumah dengan lampu minyak, diketahui sudah dilakukan sejak abad ke-15 hingga sekarang.
(hri)